Taraaaaaa..... Ini sih versinya cerbung aja ya (Cerita bersambung), Karena kalo diposting terlalu panjaaaaaaaang banget kayak rel kereta api..
Cerbung ini, adalah narasi pertama aku, yang aku tulis 2 tahun yang lalu, alias waktu aku umur 15 tahun.. Mau pada baca gak?? Gak ada?? Owh yaudah deh..Tapi setelah aku fikir, sekarang ada sinetron yang menurut aku ceritanya hampir sama kayak cerbung aku ini, tapi bneran ini hanyalah kebetulan saja, karena aku buat ini waktu tahun 2011 loh !!dan maaf apabila ada tulisan yang salah ejaan atau dsb =D
Penasaran gak ceritanya?? Oke deh, check it Outt
PARIS
TEMPATKU MENEMUKANMU
Semua mata tertuju padaku ketika aku berjalan
sepanjang koridor sekolah, entah mengapa, aku merasakan keasingan disebuah
sekolah baruku, ya mengapa tidak, aku belum mengenal seorangpun disekolah
baruku ini. 1 minggu yang lalu, aku baru saja pindah dari bandung ke jakarta
karena tuntutan bisnis ayahku yang menuntut untuk tinggal ditempat bisnisnya,
ya mau tidak mau aku harus mengikuti apa yang disuruh oleh keluargaku.
Perkenalkan
namaku Adrian, panggil saja Adri, aku adalah murid kelas 2 SMA, dan umurku 16
Tahun, tinggi badanku 170cm dan berat badanku 60 kg.
Mata-mata itu tak henti tertuju
padaku sampai-sampai aku hampir salah tingkah dan tak tahu apa yang harus
dilakukan saat itu, aku melihat seorang wanita yang sedang membaca buku di
sebuah bangku di kanan koridor, aku berniat untuk bertanya dimana ruangan guru kepada dia, karena aku
rasa hanya mata dia yang tidak tertuju padaku.
“Permisi
mbak... Anda tahu dimana ruangan guru” Tanyaku dengan sedikit gugup
“Dari
sini lurus, trus belok kanan, depan ruangan osis, ada bacaan ruangan guru”
Jawab seorang wanita itu dengan senyum manisnya.
“Oh
iya, terimakasih mbak, kalo begitu saya permisi” Jawabku sambil pergi
meninggalkan seorang wanita tersebut. Setelah diberitahu oleh wanita tersebut
dimana ruangan guru, akupun segera bergegas menuju ruangan tersebut dan
bertujuan menanyakan kelas mana yang nanti akan menjadi tempatku, karena
sekolah ini terlalu besar dan begitu banyak ruangan sehingga aku tidak tahu
mana letak kelas yang nanti akan aku tempati, dan setelah sampai diruangan
guru, saya bergegas menemui pak Brata, yaitu guru yang menerimaku disekolah
baru ini, dan alhasil aku ditempatkan di kelas XI c, seketika bel berbunyi, pak
Brata mengantarkan aku ke kelas baruku.
*Sesampai
Dikelas*
Pak
Brata menyuruh aku untuk masuk terlebih dahulu, dan tampak aku lihat ada
seorang guru perempuan yang cantik yang sedang mengajar dikelas tersebut,
setelah aku masuk,
aku
dipersilahkan untuk memperkenalkan diriku terlelbih dahulu sebeblum aku duduk
dibangku baruku. “Perkenalkan teman-teman nama saya Adrian Natawijaya Nugraha,
kalian cukup panggil saya Adri aja, saya pindahan dari SMA Pasundan 3 Bandung,
terimakasih”, setelah itu aku dipersilahkan untuk duduk dibangku yang memang
mungkin telah disediakan untukku. Bu Nuri yang memang sedang mengajar di
kelasku segera melanjutkan materinya, satu jam pelajaran berlalu, aku tidak
memahami isi materi yang barusan bu Nuri jelaskan, aku kebingungan karena tidak
ada seorangpun yang tidak aku kenal disekolah ini, sepertinya aku pernah
melihat wanita itu sebelumnya, oiya dia adalah wanita yang tadi pagi aku tanya
dimana ruangan guru, ternyata dia sekelas dengaku, aku mencoba menghampiri dia
yang memang sedang sendiri memainkan handphonenya.
“Hai
mbak.. Masih Ingat aku??” Tanyaku.
“Heii..
Sepertinya kamu yang tadi pagi menanyakan ruangan guru kan?? Oh namamu Adrian
ya, kenalin nama aku Natalia panggil aku thalia saja” Jawab seorang wanita itu yang
mengulurkan tanganya.
“Adrian,
salam kenal thalia” Balasku.
5 Bulanpun berlalu. Rasanya aku
mulai menemukan kenyamanan bersama teman baruku yaitu Thalia, Thalia gadis yang
sangat baik menurutku, dia juga cantik mirip salah satu bintang film korea, dia
mempunyai hobbi yang sama denganku, yaitu baca buku, kami sering menghabiskan
waktu di perpustakaan untuk membaca buku-buku, dan sayangnya Thalia jarang
masuk sekolah karena dia sering sakit, meskipun dia jarang masuk sekolah karena
sakit tapi dia cerdas, dia sering juara kelas dan menjadi murid terfavorit, wah
hebat ya. Karena terlalu sering bersama, mungkin aku merasakan sesuatu yang
beda kepada thalia, setelah aku tahu dia tidak mempunyai seorang kekasih
rasanya hatiku diberi banyak pelung untuk memiliki Thalia yang baik itu,
mungkin rasa sayang kepada Thalia sekarang tidak sekedar kepada teman, tetapi juga
kepada kekasih.
Malam ini tepat pada malam minggu,
aku berniat untuk mengunjungi rumah Thalia meskipun aku sendiri tidak
mengetahui alamatnya, aku mencoba menanyakan kepada teman sekelasku yang tahu
alamat rumahnya Thalia, sampai pada akhirnya aku mendapatkan alamatnya. Malam
itu aku mencoba memberanikan datang kerumah Thalia.
untuk
yang pertama kalinya, ketika aku mengetuk pintu, orang yang pertama membuka
pintu adalah seorang ibu-ibu, mungkin itu ibunya Thalia, setelah aku bertanya
keberadaan Thalia, ibu-ibu itu menyuruh aku untuk masuk terlebih dahulu, dan
mempersilahkan untuk duduk.
“Tha...
Thalia, ada temenmu nih dateng” Panggil ibu-ibu itu.
“Iya
bunda.. Sebentar !!” Jawab Thalia kejauhan,. Tak lama kemudian Thalia datang
dengan memakai Piyama tidur, dan sepertinya dia akan tidur.
“Hah,
Adri, kok bisa ada disini??” Tanya Thalia yang mungkin sedikit heran dengan
keberadaanku sekarang.
“Iya
Tha, aku tadi sore nanya ke Febby alamat rumah kamu, eh akhirnya dapet deh,
hehe maaf ya gak bilang-bilang” Jawabku.
“Iya
gak apa kok dri, oia By The Way, ada apa tumben maen kerumah aku malem-malem
gini?” Tanya Thalia spontan.
“Mau
ngajak kamu jalan” Jawabku.
“Hah??
Jalan?? Tapi..” Sahut Thalia dengan sedikit mengecewakan.
“Kalau
tidak mau, ya gak apa-apa kok, sepertinya kamu juga mau tidur ya?? Jam segini
udah pake baju tidur” Jawabku dengan memotong pembicaraan.
“Engga
kok Dri, engga, sebentar ya aku minta izin bunda dulu” Jwab Thalia sambil pergi, tak lama kemudian
Thalia kembali lagi dengan pakaian rapi, dia menggenakan blue jeans, dan baju
sweater berwarna pastel, “Bunda.. Thalia Izin keluar dulu ya” Seditkit
berteriak karena bundanya Thalia berada di Dapur, “Yuk Dri,” Ajak Thalia.
Kamipun
pergi kesebuah rumah makan di dekat rumah Thalia, karena Thalia tidak ingin
jauh dari rumahnya, sesampai di rumah makan tersebut, kami segera memsan
makanan, dan aku berniat untuk menyatakan cintaku kepada thalia, mudah-mudahan
aku tidak kecewa dengen harapanku kepada Thalia.
“Tha..??”
Bisiku secara perlahan.
“Iya,
Dri kenapa?” Jawan Thalia.
“Tha..
Aku suka kamu, kamu mau kan jadi pacar aku??” Ucapku dengan sedikit gugup dan
sambil memegang tangan Thalia, setelah aku melihat respon Thalia, dia tersenyum
entah menandakan apa, suka atau tidaknya, mau atau tidaknya, karena Thalia
tidak luput dari senyuman.
“Hmm,,..
Ia Dri, aku mau” Jawab Thalia dengan eyesmile yang manisnya itu.
Perasaanku
tidak karuan, antara senang, dan bahagia semua tercampur menjaadi satu.
4 Bulan berlalu. Aku sangat
mencintai Thalia, dan yang aku rasakan Thaliapun begitu, aku tidak ingin
kehilangan Thalia, karena dia lah semangat hidupku., tapi sudah 3 hari ini
Thalia sakit dan tidak masuk sekolah, aku mencoba menghubungi nomornya tidak
aktif, dan pulang skolah siang ini aku berniat untuk menjenguk Thalia di
rumahnya.
Setelah
sampai dirumah Thalia, tampak sepi hanya 1 orang pembantu yang sedang memotong
rumput didepan rumahnya, dan ada 2 ekor anjing lucu yang berkeliaran di depan
rumahnya, Setelah itu aku dipersilahkan masuk oleh pembantunya, sepertinya
pembantunya tahu, aku mencari Thalia, aku disuruh masuk kamarnya saja, tampak
aku lihat pintu kamarnya terbuka, akupun melihat Thalia yang sedang tidur dan
membaca buku, dan akupun hampiri Thalia secara perlahan.
“Tha..?”
Sahutku dengan perlahan, karena takut membuat Thalia terkejut.
“Adri??
Kamu itu aneh, selalu ada tia-tiba didepanku” Jawab Thalia.
“Maaf
Tha, kamu sakit kok gak bilang-bilang sih?? Nomor kamu juga kok gak aktif sih?”
tanyaku
“Maaf
dri, aku takut bikin kamu khawatir, dan hp aku gak tau dimana, aku lupa nyimpen”
jawab Thalia.
“Malahan
aku akan lebih khawatir kalo kamu enggak ngasih kabar sama sekali ke aku, kamu
sakit apa sih tha?” Tanyaku, sambil memegang tangan Thalia.
---------------------- Bersambung------------------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar