Minggu, 31 Maret 2013

Paris, Tempatku Menemukanmu (Cerbung Part 4 End)

 
Ini link Bagi Yang blum pada baca part 1,2,dan 3 nya :)
Part 1 ==> http://syerlenputria.blogspot.com/2013/03/paris-tempatku-menemukanya-cerbung.html
Part 2 ==> http://syerlenputria.blogspot.com/2013/03/paris-tempatku-menemukanya-cerbung-part.html
Part 3 ==> http://syerlenputria.blogspot.com/2013/03/paris-tempatku-menemukanya-cerbung-part_31.html

Taraaaaa... Akhirnya End Juga cerbungnya, nah sekarang tinggal Part end nih !!
Happy Reading =D


“Yeah I’m Asian, I’m Indonesian” Jawabku, yang masih tidak percaya jika ada orang yang sangat mirip dengan Thalia yang memang sudah pergi untuk selama-lamanya.
“Oh orang Indonesia, Saya juga orang indonesia, senang bertemu dengan anda disini” Jawab Orang yang memang mirip Thalia itu, dan ternyata orang indonesia, kok bisa dia ada di Paris.
“Thalita désolé, je dois y aller” Kata salah satu temanya Kembaran Thalia itu, sambil pergi , dan meskipun aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
“Alors, soyez prudent” Jawab kembaranya Thalia itu.
“Oia, kenapa bisa kamu sekolah disini? Siapa namamu?” Tanya orang yang mirip sekali dengan Thalia, sehingga membuat urat nadiku seolah-olah akan copot, dengan gugup aku menjawab “A...a..Ayahku ada biss..nis disni, membu..at aku jad..i Pindah ke..sini”
“Are you oke??” Tanya Kembaranya Thalia.
“Iya, aku baik-baik saja, maaf” Jawabku
“Oh iya, tidak apa-apa, namamu siapa?” Tanya kembaranya Thalia sambil mengulurkan tangan.
“Namaku Adrian, kalo kamu?” Tanyaku.
“Namaku Thalita, panggil saja aku Lita, senang bertemu denganmu Adrian” Jawaban Kembaran Thalia membuat aku tersentak setelah aku tahu namanya pun hampir sama yakni Thalita-Thalia, membuat keringat dinginpun keluar dari seluruh tubuhku, mengapa ada orang yang sanpai kembar identik dengan Thalia, membuat aku kembali mengingatnya, tapi aku sadar Thalia sudah pergi untuk selama-lamanya, dan aku tahu dia tak akan pernah kembali lagi.
2 Bulan aku mengenal Thalita, rasanya aku ingin mengenalnya lebih dekat, aku jadi semakin ingin mengetahui tentang Thalita, karena banyak sekali kemiripan dengan Thalia, hanya saja Thalita Rambutnya agak ikal, dan bola matanya agak kecokelatan,  tidak seperti Thalia yang memang lurus dan bola matanya pun hitam. Setelah bertemu dengan Thalita, rasanya aku selalu bersama Thalia, entah mengapa kenyamanan itu datang seperti dikala aku bersama Thalia di sekolah,  rasa rinduku terhadap thalia sepertinya mulai terobati setelah aku mengenal thalita selama berbulan-bulan, kebaikanya pun hampir sama, bahkan senyum manisnya hampir sama, layaknya pinang dibelah dua, Thalita dan Thalia sangat mirip sekali. Kehadiran Thalita membuat aku semakin nyaman tinggal di Paris, dan aku merasakan ada sosok seorang Thalia di dalam Raga Thalita.
“Lit, besok ada acara gak?” Tanyaku
“Sepertinya tidak ada, mengapa dri?” Jawab Thalita
“Kita ke eiffel yuk?” Ajaku.
“It’s Not bad Idea, katanya besok ada acara di Saint Martin, mau kesana?” Tawar Lita.
“Bolleh, aku sms kamu besok sore ya lit, bye” Kataku sambil menuju jalan pulang.
“Bye Adrian” Jawab Lita.
Sepanjang jalan, rasanya aku tidak sabar menunggu hari esok, mengapa dengan perasaanku ini, sadarlah adrian dia bukan Thalia, tidak baik menganggap orang lain adalah bagian dari hidupmu, sadarlah adrian thalia sudah tidak ada.
*hari itupun tiba*
“Mau kemana Dri? Tumben rapi?” Tanya Ibu yang sedang membereskan meja.
“Adrian pamit bu, di saint martin ada acara, adrian sama temen-temen mau lihat” Jawabku.
“Yasudah hati-hati” Jawab ibu.
Akupun segera memberi informasi kepada Lita bahwa aku sudah ada di Saint Martin, dan Lita pun membalas pesanku, bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju lokasi.
Didalam Cafe aku setia menunggu, sampai pada akhirnya Lita datang menghampiriku.
“Sorry lama” Ujar Lita.
“It’s No Problem, ayo pesan apa?” Tanyaku.
“Sebentar, sepertinya aku akan ke kamar mandi sebentar, tunggu ya” Ujar Lita.
Lita menaruh handphone nya diatas  Tasnya di meja, sehingga dengan jelas dapat aku lihat wallpaper di hp Thalita, tampak 2 orang anak perempuan yang berpose bersama ala model tahun 90-an, sepertinya anak itu kembar, siapakah dia, membuat aku semakin penasaran mengenai hidup Litha, tampak dari kejauhan litha kembali dari kemar mandi.
“Uhh.. sangat dingin air disini” Ujar litha yang memakai sarung tanganya kembali, karena kebetulan sekarang sedang musim salju.
“Ya begitulah,” Jawabku, yang memang penasaran.
Litha kembali ketempat duduknya, dan kembali membuka buku menu.
“Kamu pesan apa dri?” Tanya Thalita.
“Cokelat panas saja, kebetulan aku tidak lapar” Jawabku.
“Yasudah biar aku pesankan saja” Tawar Litha.
“Oke Lit, Makasih” Jawabku
Lita pun memanggil pelayan, dan bercakapan bahasa prancis, setelah itu lita fokus pada handphone nya, sembari menunggu pesanan datang.
“Eh lit, tadi aku gak sengaja liat wallpaper hp kamu, lucu loh, anak kembar yang berpose tahun 90-an, hhaaa” Ujarku.
“Coba tebak itu siapa?” Tanya Litha dengan senyum manis yang dimiliki Thalia
“I dont know” Jawabku simpel.
“Itu aku sama saudara kembarku Ad, hehe” Jawaban Thalita membuat aku terkejut, apa benar ini kembaran thalia, mengapa bisa ada di paris? Dengan siapa dia disini? Hatiku semakin bertanya-tanya. Tak lama kemudian pesanan cokelat panas pun datang, supaya tidak terlihat terkejut, aku mencoba rilex,se’rilexs mungkin.
“Kamu pu..punya saudara kembar Lit?” Tanyaku yang sangat penasaran.
“Iya, tapi sayang Dri, 5 bulan yang lalu dia meninggal karena penyakit Hemofillia B” Jawab Thalita yang sedang memasukan bongkahan gula kedalam cokelat panasnya.
Ya tuhan, mengapa kematianya sama percis dengan dengan bulan kematian Thalia, tepat pada 5 bulan yang lalu.
“Penyakit Hemofillia B itu apa sih Lit?” Tanyaku.
“Hemofillia itu penyakit kelainan Pada gen, sejak lahir dulu, dia sangat sering sakitan dri.” Jawab Litha.
“Owh begitu, maaf aku tidak tahu lit, turut berduka cita ya atas meninggalnya saudara kembar kamu” Ujarku, yang sedikit curiga kalau saudara kembarnya adalah Thalia.
“Iya Dri gak apa-apa, ayo diminum cokelatnya, mumpung lagi panas” sahut Thalita.
“Oh iya lit, sampe lupa” Jawabku.
Hampir lama sekali aku berbincang-bincang dengan litha.
“Oia dri, kapan kamu mau pulang dulu ke indo? Boleh aku ikut?” tanya Litha.
“Ya, mungkin 2 minggu kedepan, aku rindu pacarku Lit” Jawab ku
“Adrian punya pacar? Kok bisa jauh gtu? Tanya Litha.
“Pacarku lebih Jauh Lit, dia udah ada di syurga sana, jadi tujuan aku pulang dulu ke indo, aku ingin mengunjungi  makanya” Jawabku.
“Dia meninggal? Karena apa dri? Trus meninggalnya kapan?” Tanya Litha yang sepertinya penasaran.
“Penyebab pastinya, aku tidak tahu lit dia meninggal karena apa, karena dia sepertinya menyembunyikan penyakitnya dari aku, dia meninggal 5 bulan yang lalu, aku merasa sangat kehilangan sekali” Jawabku.
“Owh, sorry to hear that, aku juga sama aku ingin berkunjung ke makan saudara kembarku” Ujar Litha.
“Kenapa di indonesia? Memang dia orang mana?” Tanyaku Semakin penasaran.
“Sebenarnya aku juga orang indonesia Ad, Cuma ketika aku berumur 8 bulan, aku dan saudara kembarku dipisahin karena kondisi ekonomi keluargaku melemah, sedangkan saudara kembarku sering sakitan, itu menyebabkan aku tidak terawat, hingga pada akhirnya ayah angkatku yang tak lain adalah kakak dari ayahku berminat untuk membantu mengasuh aku, karena beliau dan istrinya tidak mempunyai anak sampai sekarang, nah ketika aku berumur 1 tahun aku menjadi warga negara disini” jawab litha dengan sedikit mejelaskan, dan itu membuat gudang pertanyaan bagiku.
“Kapan kamu terakhir bertemu saudara kembatmu lit? Tnayaku.
“Terakhir ketika kita berumur 8 tahun, seperti yang ada di wallpaper hp ini, ini adalah aku dan saudara kembarku ketika brumur 8 tahun, terakhir bertemu aku sangat tidak ingin pulang ke Paris, karena aku mempunyai feeling, itu adalah moment terakhir bersama dia” Jawab litha yang sepertinya meneteskan air mata.
“maaf lit, aku tidak bermaksud untuk membuatmu seperti ini” Ujarku sambil mencoba menenangkan Litha.
“Ya tidak apa-apa Ad, memang aku sangat merindukan ka Thalia” Ujar Litha
Nama itu keluar dari mulut Thalita, ternyata benar Thalita adalah saudara kembar Thalia yang 16 tahun lalu dipisahkan karena kondisi ekonomi keluarga mereka melemah.
“Boleh aku tanya lit?” Tawarku.
“Tentu saja ad” Jawabnya sambil memberikan senyum termanisya
“Mengapa kamu bisa punya feeling kalau moment 9 tahun yang lalu itu moment terakhir kamu bersama dia, dan siapa nama saudara kembarmu?” Tantaku
“entahlah, mungkin naluri anak kembar selalu peka ad, namanya Nathalia, biasanya dipanggil Ka Thalia, karena yg lahir lebih dulu itu ka Thalia” Jawab Thalita
“Sudah aku duga, apa kamu tau foto siapa ini?” Tanyaku sambil memberikan ponsel yang ada foto aku dan Thalia.
“Itu, ka Thalia ad, kok bisa ada di kamu?” Ujar Thalita yg sepertinya sedikit kaget.
“Boleh aku jujur?” Tanyaku.
“Of course, Honest is better” Jawab Thalita.
“Dia pacar aku yang memang meninggal 5 bulan yang lalu karena sakit, tapi aku tidak tahu penyakit yang dideritanya, sehingga dia menderita seperti itu” Jawabku
“What, kak Thalia itu pacar kamu ad? Kok bisa? Iya dia mengidap penyakit hemofillia B sejak Lahir” Sahut Thalita yang sangat terkejut ketika dia tahu akulah pacar saudara kembarnya.
“Iya Lit, sejak awal aku sudah curiga kalau kamu adalah sebagian hidupnya Thalia, sifat kalian banyak sekali kemiripan, bahkan fisikkalianpun sama, sebelum meninggal Thalia membuatkan surat ini untuku, surat yang selalu aku simpan didalam dompetku” Ujarku.
“Boleh aku lihat mana surat itu?” Pinta Thalita, dengan sangat aku mengeluarkan surat itu didalam dompetku, dan memberikanya kepada Thalita, dan dengan senang hati karena penasaran Thalita membaca surat itu, dan mejelaskan isinya, yang memang sekarang aku mengerti maksud dari surat itu.
“Memang benar apa yang dikatakan ka Thalia, kesedihanya selalu ada dikesedihanku, itulah perasaan dan naluri anak kembar, yang selalu bersatu menjadi satu, tetapi aku aneh ad, maksudnya kebahagiaanya ada kebahagianku itu apa ya” Tanya Litha.
“Entahlah lit, aku tidak berfikir seperti itu” Jawabku.
“Aku bisa merasakan tulusnya cinta Ka Thalita kepada kamu Ad” Ujar Thalita.
“Mengapa seperti itu?” Tanyaku.
“Jiwa kita selalu satu Ad, hanya saja raga yang memisahkan kita” Jawab Thalita.
“Pantas saja, aku merasa nyaman ketika aku pertama kenal dengan kamu, sama hal nya kenyamanan itu dulu aku rasakan ketika aku pertama bertemu Thalia” Sahutku sambil mnyeruput cokelat panas.
“Ya, karena jiwa Thalita akan terus bersamaku Ad” Jawab Thalita.
“Aku percaya itu lit, tapi aku sadar, yang ada di depanku sekarang adalah Talitha, bukan Thalia, dan mungkin bertemu dengan Thalia versi Paris pun aku sudah bahagia” sahutku yang memegang tangan Thalita dan sedikit menghibur nya.
“Berarti kebahagian Ka Thalia juga kebahagiaanku? Aku senang bisa mengenalmu Adrian, apalagi jika kita saling mengenal lebih dekat lagi,” Jawab Thalita yang tidak selalu jauh dari senyum manisnya.
“Tentu saja, naluri anak kembar selalu bersatu.. Aku nyaman bersamamu Tha” Ujarku, mengapa rasanya aku merasakan hal yang aneh kepada thalita, sepertinya aku mulai membuka hatiku untuk Thalia versi Paris ini, apa mungkinkah Thalita adalah pengganti Thalia yang sama percis di tuliskan disurat tersebut. Dan apa mungkinkah kebahagiaanku sekarang ada di Thalita, yang tak lain adalah kembaranya Thalia.
“Tha.. Would u be mine?” Tanyaku
“Yeah, ad, i’ll be yours” Jawabnya.
Hatiku rasanya lega sekali, setelah aku menemukan Thalita, rasanya aku bisa bersama Thalia kembali, tapi biar bagaimanapun ini adalah thalita bukan Thalia, “For Thalia, semoga kamu bisa bahagia seperti apa kamu inginkan, sekarang aku sudah menemukanya”
Thalita Said : “Ka, aku yakin kaka bahagia, terimakasih telah memberiku seorang pendamping, semoga ka Thalia bahagia dan bisa ikhlas melihat aku bersama adrian, karena aku bisa merasakan tulusnya cinta kaka kepada ka adrian, ka bukankah ini yang kamu inginkan dalam surat itu, sekarang dia menemukanku ka, aku harap kaka bahagia”


*************** TAMAT*************************

0 komentar:

Posting Komentar