Ini link Bagi Yang blum pada baca part 1,2,dan 3 nya :)
Part 1 ==> http://syerlenputria.blogspot.com/2013/03/paris-tempatku-menemukanya-cerbung.htmlPart 2 ==> http://syerlenputria.blogspot.com/2013/03/paris-tempatku-menemukanya-cerbung-part.html
Part 3 ==> http://syerlenputria.blogspot.com/2013/03/paris-tempatku-menemukanya-cerbung-part_31.html
Taraaaaa... Akhirnya End Juga cerbungnya, nah sekarang tinggal Part end nih !!
Happy Reading =D
“Yeah
I’m Asian, I’m Indonesian” Jawabku, yang masih tidak percaya jika ada orang
yang sangat mirip dengan Thalia yang memang sudah pergi untuk selama-lamanya.
“Oh
orang Indonesia, Saya juga orang indonesia, senang bertemu dengan anda disini”
Jawab Orang yang memang mirip Thalia itu, dan ternyata orang indonesia, kok
bisa dia ada di Paris.
“Thalita
désolé, je dois y aller” Kata salah satu temanya Kembaran Thalia itu, sambil
pergi , dan meskipun aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
“Alors,
soyez prudent” Jawab kembaranya Thalia itu.
“Oia,
kenapa bisa kamu sekolah disini? Siapa namamu?” Tanya orang yang mirip sekali
dengan Thalia, sehingga membuat urat nadiku seolah-olah akan copot, dengan
gugup aku menjawab “A...a..Ayahku ada biss..nis disni, membu..at aku jad..i
Pindah ke..sini”
“Are
you oke??” Tanya Kembaranya Thalia.
“Iya,
aku baik-baik saja, maaf” Jawabku
“Oh
iya, tidak apa-apa, namamu siapa?” Tanya kembaranya Thalia sambil mengulurkan
tangan.
“Namaku
Adrian, kalo kamu?” Tanyaku.
“Namaku
Thalita, panggil saja aku Lita, senang bertemu denganmu Adrian” Jawaban
Kembaran Thalia membuat aku tersentak setelah aku tahu namanya pun hampir sama
yakni Thalita-Thalia, membuat keringat dinginpun keluar dari seluruh tubuhku,
mengapa ada orang yang sanpai kembar identik dengan Thalia, membuat aku kembali
mengingatnya, tapi aku sadar Thalia sudah pergi untuk selama-lamanya, dan aku
tahu dia tak akan pernah kembali lagi.
2 Bulan aku mengenal Thalita, rasanya aku
ingin mengenalnya lebih dekat, aku jadi semakin ingin mengetahui tentang
Thalita, karena banyak sekali kemiripan dengan Thalia, hanya saja Thalita
Rambutnya agak ikal, dan bola matanya agak kecokelatan, tidak seperti Thalia yang memang lurus dan
bola matanya pun hitam. Setelah bertemu dengan Thalita, rasanya aku selalu
bersama Thalia, entah mengapa kenyamanan itu datang seperti dikala aku bersama
Thalia di sekolah, rasa rinduku terhadap
thalia sepertinya mulai terobati setelah aku mengenal thalita selama
berbulan-bulan, kebaikanya pun hampir sama, bahkan senyum manisnya hampir sama,
layaknya pinang dibelah dua, Thalita dan Thalia sangat mirip sekali. Kehadiran
Thalita membuat aku semakin nyaman tinggal di Paris, dan aku merasakan ada
sosok seorang Thalia di dalam Raga Thalita.
“Lit,
besok ada acara gak?” Tanyaku
“Sepertinya
tidak ada, mengapa dri?” Jawab Thalita
“Kita
ke eiffel yuk?” Ajaku.
“It’s
Not bad Idea, katanya besok ada acara di Saint Martin, mau kesana?” Tawar Lita.
“Bolleh,
aku sms kamu besok sore ya lit, bye” Kataku sambil menuju jalan pulang.
“Bye
Adrian” Jawab Lita.
Sepanjang
jalan, rasanya aku tidak sabar menunggu hari esok, mengapa dengan perasaanku
ini, sadarlah adrian dia bukan Thalia, tidak baik menganggap orang lain adalah
bagian dari hidupmu, sadarlah adrian thalia sudah tidak ada.
*hari
itupun tiba*
“Mau
kemana Dri? Tumben rapi?” Tanya Ibu yang sedang membereskan meja.
“Adrian
pamit bu, di saint martin ada acara, adrian sama temen-temen mau lihat”
Jawabku.
“Yasudah
hati-hati” Jawab ibu.
Akupun
segera memberi informasi kepada Lita bahwa aku sudah ada di Saint Martin, dan
Lita pun membalas pesanku, bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju lokasi.
Didalam
Cafe aku setia menunggu, sampai pada akhirnya Lita datang menghampiriku.
“Sorry
lama” Ujar Lita.
“It’s
No Problem, ayo pesan apa?” Tanyaku.
“Sebentar,
sepertinya aku akan ke kamar mandi sebentar, tunggu ya” Ujar Lita.
Lita
menaruh handphone nya diatas Tasnya di
meja, sehingga dengan jelas dapat aku lihat wallpaper di hp Thalita, tampak 2
orang anak perempuan yang berpose bersama ala model tahun 90-an, sepertinya
anak itu kembar, siapakah dia, membuat aku semakin penasaran mengenai hidup
Litha, tampak dari kejauhan litha kembali dari kemar mandi.
“Uhh..
sangat dingin air disini” Ujar litha yang memakai sarung tanganya kembali,
karena kebetulan sekarang sedang musim salju.
“Ya
begitulah,” Jawabku, yang memang penasaran.
Litha
kembali ketempat duduknya, dan kembali membuka buku menu.
“Kamu
pesan apa dri?” Tanya Thalita.
“Cokelat
panas saja, kebetulan aku tidak lapar” Jawabku.
“Yasudah
biar aku pesankan saja” Tawar Litha.
“Oke
Lit, Makasih” Jawabku
Lita
pun memanggil pelayan, dan bercakapan bahasa prancis, setelah itu lita fokus
pada handphone nya, sembari menunggu pesanan datang.
“Eh
lit, tadi aku gak sengaja liat wallpaper hp kamu, lucu loh, anak kembar yang
berpose tahun 90-an, hhaaa” Ujarku.
“Coba
tebak itu siapa?” Tanya Litha dengan senyum manis yang dimiliki Thalia
“I
dont know” Jawabku simpel.
“Itu
aku sama saudara kembarku Ad, hehe” Jawaban Thalita membuat aku terkejut, apa
benar ini kembaran thalia, mengapa bisa ada di paris? Dengan siapa dia disini?
Hatiku semakin bertanya-tanya. Tak lama kemudian pesanan cokelat panas pun
datang, supaya tidak terlihat terkejut, aku mencoba rilex,se’rilexs mungkin.
“Kamu
pu..punya saudara kembar Lit?” Tanyaku yang sangat penasaran.
“Iya,
tapi sayang Dri, 5 bulan yang lalu dia meninggal karena penyakit Hemofillia B”
Jawab Thalita yang sedang memasukan bongkahan gula kedalam cokelat panasnya.
Ya
tuhan, mengapa kematianya sama percis dengan dengan bulan kematian Thalia,
tepat pada 5 bulan yang lalu.
“Penyakit
Hemofillia B itu apa sih Lit?” Tanyaku.
“Hemofillia
itu penyakit kelainan Pada gen, sejak lahir dulu, dia sangat sering sakitan dri.”
Jawab Litha.
“Owh
begitu, maaf aku tidak tahu lit, turut berduka cita ya atas meninggalnya
saudara kembar kamu” Ujarku, yang sedikit curiga kalau saudara kembarnya adalah
Thalia.
“Iya
Dri gak apa-apa, ayo diminum cokelatnya, mumpung lagi panas” sahut Thalita.
“Oh
iya lit, sampe lupa” Jawabku.
Hampir
lama sekali aku berbincang-bincang dengan litha.
“Oia
dri, kapan kamu mau pulang dulu ke indo? Boleh aku ikut?” tanya Litha.
“Ya,
mungkin 2 minggu kedepan, aku rindu pacarku Lit” Jawab ku
“Adrian
punya pacar? Kok bisa jauh gtu? Tanya Litha.
“Pacarku
lebih Jauh Lit, dia udah ada di syurga sana, jadi tujuan aku pulang dulu ke
indo, aku ingin mengunjungi makanya”
Jawabku.
“Dia
meninggal? Karena apa dri? Trus meninggalnya kapan?” Tanya Litha yang
sepertinya penasaran.
“Penyebab
pastinya, aku tidak tahu lit dia meninggal karena apa, karena dia sepertinya
menyembunyikan penyakitnya dari aku, dia meninggal 5 bulan yang lalu, aku
merasa sangat kehilangan sekali” Jawabku.
“Owh,
sorry to hear that, aku juga sama aku ingin berkunjung ke makan saudara
kembarku” Ujar Litha.
“Kenapa
di indonesia? Memang dia orang mana?” Tanyaku Semakin penasaran.
“Sebenarnya
aku juga orang indonesia Ad, Cuma ketika aku berumur 8 bulan, aku dan saudara
kembarku dipisahin karena kondisi ekonomi keluargaku melemah, sedangkan saudara
kembarku sering sakitan, itu menyebabkan aku tidak terawat, hingga pada
akhirnya ayah angkatku yang tak lain adalah kakak dari ayahku berminat untuk
membantu mengasuh aku, karena beliau dan istrinya tidak mempunyai anak sampai
sekarang, nah ketika aku berumur 1 tahun aku menjadi warga negara disini” jawab
litha dengan sedikit mejelaskan, dan itu membuat gudang pertanyaan bagiku.
“Kapan
kamu terakhir bertemu saudara kembatmu lit? Tnayaku.
“Terakhir
ketika kita berumur 8 tahun, seperti yang ada di wallpaper hp ini, ini adalah
aku dan saudara kembarku ketika brumur 8 tahun, terakhir bertemu aku sangat
tidak ingin pulang ke Paris, karena aku mempunyai feeling, itu adalah moment
terakhir bersama dia” Jawab litha yang sepertinya meneteskan air mata.
“maaf
lit, aku tidak bermaksud untuk membuatmu seperti ini” Ujarku sambil mencoba
menenangkan Litha.
“Ya
tidak apa-apa Ad, memang aku sangat merindukan ka Thalia” Ujar Litha
Nama
itu keluar dari mulut Thalita, ternyata benar Thalita adalah saudara kembar
Thalia yang 16 tahun lalu dipisahkan karena kondisi ekonomi keluarga mereka melemah.
“Boleh
aku tanya lit?” Tawarku.
“Tentu
saja ad” Jawabnya sambil memberikan senyum termanisya
“Mengapa
kamu bisa punya feeling kalau moment 9 tahun yang lalu itu moment terakhir kamu
bersama dia, dan siapa nama saudara kembarmu?” Tantaku
“entahlah,
mungkin naluri anak kembar selalu peka ad, namanya Nathalia, biasanya dipanggil
Ka Thalia, karena yg lahir lebih dulu itu ka Thalia” Jawab Thalita
“Sudah
aku duga, apa kamu tau foto siapa ini?” Tanyaku sambil memberikan ponsel yang
ada foto aku dan Thalia.
“Itu,
ka Thalia ad, kok bisa ada di kamu?” Ujar Thalita yg sepertinya sedikit kaget.
“Boleh
aku jujur?” Tanyaku.
“Of
course, Honest is better” Jawab Thalita.
“Dia
pacar aku yang memang meninggal 5 bulan yang lalu karena sakit, tapi aku tidak
tahu penyakit yang dideritanya, sehingga dia menderita seperti itu” Jawabku
“What,
kak Thalia itu pacar kamu ad? Kok bisa? Iya dia mengidap penyakit hemofillia B
sejak Lahir” Sahut Thalita yang sangat terkejut ketika dia tahu akulah pacar
saudara kembarnya.
“Iya
Lit, sejak awal aku sudah curiga kalau kamu adalah sebagian hidupnya Thalia,
sifat kalian banyak sekali kemiripan, bahkan fisikkalianpun sama, sebelum
meninggal Thalia membuatkan surat ini untuku, surat yang selalu aku simpan
didalam dompetku” Ujarku.
“Boleh
aku lihat mana surat itu?” Pinta Thalita, dengan sangat aku mengeluarkan surat
itu didalam dompetku, dan memberikanya kepada Thalita, dan dengan senang hati
karena penasaran Thalita membaca surat itu, dan mejelaskan isinya, yang memang
sekarang aku mengerti maksud dari surat itu.
“Memang
benar apa yang dikatakan ka Thalia, kesedihanya selalu ada dikesedihanku,
itulah perasaan dan naluri anak kembar, yang selalu bersatu menjadi satu,
tetapi aku aneh ad, maksudnya kebahagiaanya ada kebahagianku itu apa ya” Tanya
Litha.
“Entahlah
lit, aku tidak berfikir seperti itu” Jawabku.
“Aku
bisa merasakan tulusnya cinta Ka Thalita kepada kamu Ad” Ujar Thalita.
“Mengapa
seperti itu?” Tanyaku.
“Jiwa
kita selalu satu Ad, hanya saja raga yang memisahkan kita” Jawab Thalita.
“Pantas
saja, aku merasa nyaman ketika aku pertama kenal dengan kamu, sama hal nya
kenyamanan itu dulu aku rasakan ketika aku pertama bertemu Thalia” Sahutku
sambil mnyeruput cokelat panas.
“Ya,
karena jiwa Thalita akan terus bersamaku Ad” Jawab Thalita.
“Aku
percaya itu lit, tapi aku sadar, yang ada di depanku sekarang adalah Talitha,
bukan Thalia, dan mungkin bertemu dengan Thalia versi Paris pun aku sudah
bahagia” sahutku yang memegang tangan Thalita dan sedikit menghibur nya.
“Berarti
kebahagian Ka Thalia juga kebahagiaanku? Aku senang bisa mengenalmu Adrian,
apalagi jika kita saling mengenal lebih dekat lagi,” Jawab Thalita yang tidak
selalu jauh dari senyum manisnya.
“Tentu
saja, naluri anak kembar selalu bersatu.. Aku nyaman bersamamu Tha” Ujarku,
mengapa rasanya aku merasakan hal yang aneh kepada thalita, sepertinya aku
mulai membuka hatiku untuk Thalia versi Paris ini, apa mungkinkah Thalita
adalah pengganti Thalia yang sama percis di tuliskan disurat tersebut. Dan apa
mungkinkah kebahagiaanku sekarang ada di Thalita, yang tak lain adalah
kembaranya Thalia.
“Tha..
Would u be mine?” Tanyaku
“Yeah,
ad, i’ll be yours” Jawabnya.
Hatiku
rasanya lega sekali, setelah aku menemukan Thalita, rasanya aku bisa bersama
Thalia kembali, tapi biar bagaimanapun ini adalah thalita bukan Thalia, “For Thalia, semoga kamu bisa bahagia seperti
apa kamu inginkan, sekarang aku sudah menemukanya”
Thalita Said : “Ka, aku yakin kaka bahagia,
terimakasih telah memberiku seorang pendamping, semoga ka Thalia bahagia dan
bisa ikhlas melihat aku bersama adrian, karena aku bisa merasakan tulusnya cinta
kaka kepada ka adrian, ka bukankah ini yang kamu inginkan dalam surat itu, sekarang
dia menemukanku ka, aku harap kaka bahagia”
*************** TAMAT*************************
0 komentar:
Posting Komentar