bodoh di kelas? Malas belajar? Maen melulu? Anda kawatir dg masa
depannya ya…? Jangan Putus Asa! Ada jalan keluar tuk merubah nasib agar
anak Anda jadi murid berprestasi. Dan menatap masa depan dg yakin.
Perhatikan pengalaman saya dulu waktu SD dan SMP jadi murid bodoh lagi
bandel. Itu antara thn 1968 s/d 1975. Tapi mulai SMA/SPG ke atas saya
bisa merubah nasib. Jadi bintang kelas dan juara kelas. Bikin mantan
guru SD dan SMP saya terkesima.
Apa Sih Rahasianya?… Kebanyakan kita terdorong ikuti
pola umum bahwa anak kudu belajar mulai pukul 7 malam. Tidak boleh
keluar rumah ataupun nonton TV. Pokoke belajar, titik! Benarkah begitu?
Ya dan Tidak. Kita sering lupa bahwa setiap orang punya tabiat dan
kegemaran, dan ciri khas sendiri-sendiri. Anda ingin Anak pinter di
sekolah. Itu bicara hasil akhir. Prosesnya bagaimana? Seribu satu jalan
menuju Roma. Jangan terpaku pada satu pola baku saja.
Sampai 20 tahun lebih masih banyak yg heran, “Koq nggak keliatan belajar
bisa jadi bintang kelas?”. Ada pula yh spekulasi, “Kamu memang genius,
nggak belajar bisa jadi bintang kelas!’ Hahaha… saya geli, belum tahu
sih rahasianya.
Ketika anak-anak pada belajar malam hari, saya malah ngumpul dg
anak-anak lain yg pada giataran nyanyi-nyanyi di teras. Atau nonton
bioskop. Atau ke alun-alun kota sekedar cari udara segar. Kapan belajar?
Saya punya jadwal belajar tersendiri. Setiap sore sekitar jam 4 s/d jam
6 mengevaluasi pelajaran hari ini dan garap PR. Belajar lagi malam jam
10 atau 11 lalu tidur. Pagi jam 5 belajar satu jam untuk persiapan masuk
kelas hari ini.
Contoh kasus saya di sini jelas bahwa waktu belajar sebaiknya atur
sendiri sesuai keadaan. Kesadaran tuk belajar dg seruis dan fokus
biarkan berkembang dg memilih waktu yg enjoy bagi masing-masing. Kalo
merasa enjoy waktu belajar maka hasilnya pasti top, percaya deh… Tapi
kalo terpaksa belajar hasilnyapun terpaksa di bawah standar, bukan?
(abis nggak ada yg nyantel sih….)
Mencatat Poin-Poin Penting… Untuk meringkas pokok-pokok
soal dan jawaban saya pakai cara seperti ini: baca buku pelajaran dan
pengajaran dari guru untuk dirangkum pada buku catatatan. Mulai halaman
paling akhir (ditarik mundur kebelakang) saya catat poin-poin penting
soal dan jawaban. Ini memudahkan persiapan tuk testing. Tak perlu lagi
baca penuh buku pelajaran yg seabrek-abrek. Tak perlu menghayati buku
pelajaran. Jujur aja deh: bukankah yg penting bisa jawab soal dg nilai
tinggi? Murid happy, guru happy, orang tua happy… Lagi-lagi kita bicara
hasil akhir.
Menjawab Soal Dan Membidik Nilai… Misalnya ada 3
kelompok soal: 20 soal Benar-Salah, 10 soal pilihan ganda, 2 soal
uraian. Sebagai alumnus Sekolah Pendidikan Guru (SPG) saya paham bahwa
masing-masing kelompok soal menyumbangkan bobot nilai sekitar 35% dari
nilai total (100 dibagi 3). Perhatikan. Kalo Anda jeli maka kalo Anda
mampu jawab soal Uraian yg hanya ada 2 buah menghasilkan ponten 35. Jadi
saya sering duluan garap soal dari yg bobotnya tinggi tapi dg sedikit
soal. Berikutnya garap Pilihan Ganda. Terakhir pilihan Benar-Salah.
Jika menemui soal yg sulit lewati dulu. Garap yg mudah-mudah duluan tuk
segera raih angka. Setelah itu periksa kembali soal dan jawaban.
Soal-soal sangat sulit pada Pilihan Ganda dan Benar-Salah biarkan
digarap pada 10 menit terakhir. Fokuslah pada soal-soal yg pasti
menyumbangkan nilai bagi Anda dg jawaban yg tepat. Jangan sampai soal
mudah terlewati atau salah jawab karena Anda terpaku melototi terus
soal-soal sulit.
10 menit atau 5 menit terakhir bisa digunakan untuk tos-tosan garap soal
Benar-Salah dan Pilihan Ganda. Siapa tahu, misalnya, dari 5 soal yg
Anda tidak ngerti bisa dijawab dg benar walau hanya 2 soal. Lumayan kan?
Intinya begini: karena yg dikejar adalah nilai Rapor dan Ijasah maka
fokuslah untuk soal-soal yg mudah duluan agar segera menyumbangkan
angka.
Pengalaman saya jadi juara kelas, selalu pada posisi tiga besar tidak
mulai sejak SD lho. Tapi sejak SPG ke atas sampai waktu kuliah di
universitas. Waktu SD dan SMP malah jadi musuh hampir semua guru karena
selalu “sukses” memerahkan Rapor hahaha… Saya ingin menghimbau agar para
orang tua belajar luwes perlakukan anak untuk memilih sendiri waktu
belajar yg paling mereka sukai. Biarkan hobby mereka tersalurkan.
Biarkan kesadaran mereka tumbuh dan berkembang. Biarkan mereka belajar
pada jadwalnya sendiri. Karena Belajar dg enjoy pasti hasilnya asoy!
Jumat, 07 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar