Senin, 04 Juni 2012

insipirasi pada "Diary Pramugari"


Ide buat posting di blog itu bisa datang kapan aja, termasuk saat lagi sibuk-sibuknya ngurusin proposal skripsi. Bukannya serius nulis buat bab-bab penelitian, eeehh.. malah kepikiran buat posting, hehe.. Ada benarnya juga mungkin ya ungkapan “Menulis itu menghilangkan stress”, “writing is healing”, dan sebagainya. Makanya, daripada buntu nggak nemu ide, mending hasrat posting di blog itu disalurkan dulu lah :D
Kalau dilihat dari profilnya di beberapa artikel, Agung Webe ini sepertinya sudah cukup banyak menulis buku-buku. Tapi buat saya pribadi, saya baru kali ini membaca karyanya. Itupun karena nggak sengaja melihat buku ini ketika jalan-jalan di toko buku.
Selalu menyenangkan untuk mengetahui cerita dan pengalaman dari orang-orang yang memiliki profesi yang berbeda-beda, kita jadi tahu suka dukanya, dan tentu saja jadi tahu seperti apa pekerjaan tersebut. Sama seperti saat saya melihat judul bukunya : Diary Pramugari, saya langsung ingin tahu, kayak apa ya kehidupan para pramugari itu.. profesi yang dianggap keren bagi sebagian orang khususnya para perempuan seperti saya.
Adalah Jingga, tokoh utama dalam buku ini yang menceritakan pengalamannya menjadi pramugari sebuah maskapai penerbangan. Jingga yang memang berasal dari daerah dan masih lugu ini sebelumnya tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah drastis setelah menjadi pramugari. Dari mulai tes calon pramugari kemudian diterima, mengikuti pendidikan di ibukota, rasa gugup ketika jadi asisten pramugari, hingga sukses di penerbangan pertama sampai penerbangan2 berikutnya, semuanya diceritakan dengan bahasa santai, melalui sudut pandang dan pemikiran lugu Jingga.
Cerita tentang dunia pramugari inipun kemudian dikemas dengan cerita2 pribadi yang dialami Jingga berikut pertemuan-pertemuannya dengan orang-orang tak terduga, orang-orang baik dan jahat, serta konflik dengan orang tuanya. Di halaman-halaman pertama bahkan dituliskan secara terang-terangan tentang seks. Agak vulgar dikit, tapi nggak porno banget kok.
Saya sendiri ketika membaca buku ini malah berurai air mata karena di beberapa bab memang ada kisah yang menyentuh. Dan dengan membaca buku ini saya jadi tahu bagaimana beratnya menjadi seorang pramugari/pramugara. Di pikiran saya selama ini, pramugari itu tugasnya cuma jadi ‘pelayan’ yang hanya menyiapkan makan dan minum. Ternyata tugas mereka yang sebenarnya jauh lebih berat karena menyangkut tanggung jawab keselamatan penumpang. Salut!
Pesan saya sebaiknya anda harus mempersiapkan mental sebelum membaca buku ini, serius, karena di buku ini akan banyak cerita yang menyangkut  prinsip hidup, menyangkut agama dan kepercayaan kepada Tuhan, dan gaya hidup jaman sekarang yang serba bebas. Overall, buku ini menarik untuk dijadikan bacaan saat santai. Enjoy! :D

0 komentar:

Posting Komentar