Ide buat posting di blog itu bisa datang
kapan aja, termasuk saat lagi sibuk-sibuknya ngurusin proposal skripsi.
Bukannya serius nulis buat bab-bab penelitian, eeehh.. malah kepikiran
buat posting, hehe.. Ada benarnya juga mungkin ya ungkapan “Menulis itu
menghilangkan stress”, “writing is healing”, dan sebagainya. Makanya,
daripada buntu nggak nemu ide, mending hasrat posting di blog itu
disalurkan dulu lah
Kalau dilihat dari profilnya di beberapa
artikel, Agung Webe ini sepertinya sudah cukup banyak menulis buku-buku.
Tapi buat saya pribadi, saya baru kali ini membaca karyanya. Itupun
karena nggak sengaja melihat buku ini ketika jalan-jalan di toko buku.
Selalu menyenangkan untuk mengetahui
cerita dan pengalaman dari orang-orang yang memiliki profesi yang
berbeda-beda, kita jadi tahu suka dukanya, dan tentu saja jadi tahu
seperti apa pekerjaan tersebut. Sama seperti saat saya melihat judul
bukunya : Diary Pramugari, saya langsung ingin tahu, kayak apa ya
kehidupan para pramugari itu.. profesi yang dianggap keren bagi sebagian
orang khususnya para perempuan seperti saya.
Adalah Jingga, tokoh utama dalam buku ini
yang menceritakan pengalamannya menjadi pramugari sebuah maskapai
penerbangan. Jingga yang memang berasal dari daerah dan masih lugu ini
sebelumnya tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah drastis
setelah menjadi pramugari. Dari mulai tes calon pramugari kemudian
diterima, mengikuti pendidikan di ibukota, rasa gugup ketika jadi
asisten pramugari, hingga sukses di penerbangan pertama sampai
penerbangan2 berikutnya, semuanya diceritakan dengan bahasa santai,
melalui sudut pandang dan pemikiran lugu Jingga.
Cerita tentang dunia pramugari inipun
kemudian dikemas dengan cerita2 pribadi yang dialami Jingga berikut
pertemuan-pertemuannya dengan orang-orang tak terduga, orang-orang baik
dan jahat, serta konflik dengan orang tuanya. Di halaman-halaman pertama
bahkan dituliskan secara terang-terangan tentang seks. Agak vulgar
dikit, tapi nggak porno banget kok.
Saya sendiri ketika membaca buku ini
malah berurai air mata karena di beberapa bab memang ada kisah yang
menyentuh. Dan dengan membaca buku ini saya jadi tahu bagaimana beratnya
menjadi seorang pramugari/pramugara. Di pikiran saya selama ini,
pramugari itu tugasnya cuma jadi ‘pelayan’ yang hanya menyiapkan makan
dan minum. Ternyata tugas mereka yang sebenarnya jauh lebih berat karena
menyangkut tanggung jawab keselamatan penumpang. Salut!
Pesan saya sebaiknya anda harus
mempersiapkan mental sebelum membaca buku ini, serius, karena di buku
ini akan banyak cerita yang menyangkut prinsip hidup, menyangkut agama
dan kepercayaan kepada Tuhan, dan gaya hidup jaman sekarang yang serba
bebas. Overall, buku ini menarik untuk dijadikan bacaan saat santai. Enjoy!
0 komentar:
Posting Komentar